Abstrak
Kenaikan
harga bahan bakar minyak dan menipisnya cadangan sumber minyak bumi di
Indonesia dapat menjadi penghambat pembangunan pertanian berkelanjutan.
Atas dasar masalah tersebut, maka diperlukan upaya untuk mencari
sumber-sumber energi alternatif. Salah satu potensi energi alternatif
adalah limbah biomasa yang dihasilkan dari aktivitas produksi pertanian
yang jumlahnya sangat besar. Satu di antaranya adalah pemanfaatan limbah
biomassa. Tanaman Pisang merupakan salah satu yang menghasilkan limbah
biomassa, yaitu Batang pisangnya sebagai bahan baku pembuatan ethanol. Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil, baik sendiri (E100) dalam mesin khusus atau sebagai tambahan bensin untuk mesin bensin (wikipedia,2008). Etanol
sendiri memiliki angka oktan rata-rata 104. Jika dicampur dengan
bensin, angka oktannya mampu mencapai 118. Bioetanol adalah etanol yang
terbuat dari sumber daya hayati melalui proses fermentasi
biologis. Proses Fermentasi merupakan salah satu rangkaian proses pada
pembuatan Bioethanol. Proses pembuatan bioethanol yaitu meliputi
ekstraksi pati dari bonggol pisang, hidrolisis pati menjadi glukosa,
fermentasi glukosa menjadi Bioethanol, destilasi dan dehidrasi. Dari
rangkaian proses tersebut akan dihasilkan Bioethanol berkadar kemurnian
99,5 % yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar yang ramah
lingkungan (anneahira, ).
Makalah
ini dibuat bertujuan untuk mengetahui proses pemanfaatan limbah batang
pisang untuk campuran bahan bakar melalui proses fermentasi pati
menjadi ethanol.
1. Pendahuluan
Krisis
energi mendorong pemerintah melakukan kebijakan penghentian subsidi
bahan bakar, konversi minyak ke gas, dan lain-lain. Kebijakan tersebut
membuat masyarakat sering kali sulit mendapatkan bahan bakar untuk
memasak karena keterbatasan gas di pasaran dan ketidak tersediaan minyak
tanah terutama di kota-kota besar.
Untuk
mengatasi hal tersebut, masyarakat kini banyak mengembangkan energi
alternatif dan mandiri, antara lain: mengupayakan bio gas dengan
memanfaatkan kotoran hewan dan manusia, mengolah sampah menjadi gas, dan
pengembangan bio etanol.
Bio
etanol yang dikembangkan masyarakat umumnya menggunakan bahan dasar
pati yang diperoleh dari singkong dan sagu, molase yang diperoleh dari
tebu, dan lain sebagainya. Bio etanol dapat digunakan sebagai campuran
bensin untuk bahan bakar kendaraan, dan juga dapat digunakan sebagai
bahan bakar dalam memasak di rumah tangga. (nurdiyanto,2010)
2. Tujuan
Makalah
ini dibuat bertujuan untuk mengetahui proses pemanfaatan limbah batang
pisang untuk campuran bahan bakar melalui proses fermentasi pati
menjadi ethanol.
3. Proses Fermentasi Etanol Dari Pati untuk Campuran Bahan Bakar
3.1 Limbah Tanaman Pisang/ Biomassa
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning
ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu,
atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan
sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Pisang
mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi
cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral
seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga
mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif
sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Nilai
energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara
keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat
lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya
mengandung 54 kalori. Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih
cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet
saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.
Kandungan
energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu
singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat.
Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan
tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu
tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang
sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.
Gula
pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai
indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup
baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme.
Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan
ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga aktivitas
secara biologis juga menurun.
Untuk
melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa
darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara
lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama
diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai cadangan
glukosa sangat terbatas keberadaannya. Glukosa darah terutama didapat
dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik
untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu
otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas
biologis.
Namun,
kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat
rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian,
kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang
hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau
mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.
Pisang
kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila
dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang,
khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh.
Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100
gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2
mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.
Kandungan
vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten,
sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15
mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin,
dan vitamin B6 (piridoxin). Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi,
yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim
untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam
sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmiter
dalam kelancaran fungsi otak. Vitamin B6 juga berperan dalam
metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini
jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas
sehari-hari (wikipedia, ).
Contoh penanganan limbah pisang dengan cara guna ulang (Reuse) ialah
a. Kulit Pisang Ambon Bisa Digunakan Untuk Pengobatan. `
Pisang
ambon sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Selain mengandung vitamin C,
pisang ambon juga mengandung serat tinggi yang berfungsi melancarkan
saluran pencernaaan, sehingga buang air besar pun jadi lancar. Ternyata,
selain buahnya, kulit pisang ambon pun berguna untuk mengobati
bercak-bercak hitam agak kasar ( misalnya bekas cacar) pada kulit.
Caranya, gosokkan kulit pisang ambon bagian dalam pada kulit yang
terdapat bekas cacar. Biarkan beberapa saat, setelah itu cuci dengan air
hangat. Lakukan cara ini secara rutin dan penuh kesabaran. Hasilnya,
kulit akan kembali mulus seperti sediakala.
b. Bonggol pisang untuk obat dan makanan
Air
bonggol pisang kepok dan klutuk juga diketahui dapat dijadikan obat
untuk menyembuhkan penyakit disentri, pendarahan usus, obat kumur serta
untuk memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut. Sedangkan untuk
makanan, bonggol pisang dapat diolah menjadi penganan, seperti urap dan
lalapan.
c. Batang Pisang yang dijadikan pakan ternak
Batang
pisang yang tidak dipakai biasanya langsung dibuang atau untuk menahan
laju air tapi selain itu batang pisang juga bisa digunakan untuk pakan
ternak karena kandungan yang terkandung di dalam batang pisang dapat
meningkatkan gizi pada ternak tersebut sehingga akan meningkatkan
kualitas dari ternak tersebut (Rina,2009).
Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses geologismenjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi.
Biomassa biasanya diukur dengan berat kering. Biomassa
sangat beragam jenisnya yang pada dasarnya merupakan hasil produksi
dari makhluk hidup. Biomassa dapat berasal dari tanaman perkebunan atau
pertanian, hutan, peternakan atau bahkan sampah. Biomassa (bahan
organik) dapat digunakan untuk menyediakan panas, membuat bahan bakar,
dan membangkitkan listrik, hat ini disebut bioenergi. Bioenergi berada
pada level kedua setelah tenaga air dalam produksi energi primer
terbarukan di Amerika Serikat.
Pemanfaatan
energi biomassa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dewasa ini
teknologi pemanfaatan energi biomassa yang telah dikembangkan terdiri
dari :
1. Pembakaran langsung (direct combustion) dalam bentuk pemanfaatan panas.
Pemanfaatan
panas biomassa telah dikenal sejak dulu seperti pemanfaatan kayu bakar.
Pemanfaatan yang cukup besar umumnya untuk menghasilkan uap pada
pembangkitan listrik atau proses manufaktur. Dalam sistem pembangkit,
kerja turbin biasanya memanfaatakan ekspansi uap bertekanan dan
bertemperatur tinggi untuk menggerakkan generator. Di industri kayu dan
kertas, serpihan kayu terkadang langsung dimasukkan ke boiler untuk
menghasilkan uap untuk proses manufaktur atau menghangatkan ruangan.
Beberapa sistem pembangkit berbahan bakar batubara menggunakan biomassa
sebagai sumber energi tambahan dalam boiler efisiensi tinggi untuk
mengurangi emisi.
2. Konversi menjadi bahan bakar cair.
Dua
bahan bakar bio yang paling umum adalah ethanol dan biodiesel. Ethanol
merupakan alkohol yang dibuat dengan fermentasi biomassa dengan
kandungan hidrokarbon yang tinggi seperti jagung metaldi proses yang
sama untuk membuat bir. Ethanol paling sering digunakan sebagai aditif
bahan bakar untuk mengurangi emisi CO dan asap lainnya dari kendaraan.
Biodiesel merupakan ester yang dibuat menggunakan minyak tanaman, lemak
binatang, ganggang, atau bahkan minyak goreng bekas. Biodiesel dapat
digunakan sebagai aditif diesel untuk mengurangi emisi kendaraan atau
dalam bentuk murninya sebagai bahan bakar kendaraan
3. Pemanfaatan Gas Biomassa
Pemanfaatan
gas biomassa skala kecil yang banyak diaplikasikan oleh masyarakat
adalah pemanfaatan gas metana hasil fermentasil yang langsung dibakar
untuk dimanfaatkan panasnya. Pada skala yang lebih maju pemanfaatan gas
biomassa dilakukan melalui sistem gasifikasi menggunakan temperatur
tinggi untuk mengubah biomassa menjadi gas (campuran dari hidrogen, CO
dan metana) (anonim,2007).
3.2 Ethanol / Bio Ethanol
Etanol
adalah cairan tak berwarna, mudah terbakar, dan bersifat volatil (mudah
menguap). Etanol biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari pada
minuman beralkohol, antiseptik, dan termometer. Secara trivial, dalam
kehidupan sehari-hari, sebutan alkohol biasanya merujuk pada etanol.
Kini telah populer juga bahan bakar etanol. Bioetanol adalah etanol yang terbuat dari sumber daya hayati melalui proses fermentasi biologis. Contoh paling sederhana pembuatan bietanol adalah pembuatan minuman beralkohol seperti bir, tuak atau wine. Etanol bisa digunakan sebagai bahan bakar karena kalor dan energi
yang dihasilkannya cukup tinggi, yaitu sekitar 21,2 Mega Joule/Liter.
Nilai ini hanya 35% lebih rendah dibandingkan kalor yang dihasilkan oleh
bensin.
Etanol
saling melarut sempurna dengan bensin pada setiap perbandingan
komposisinya sehingga etanol biasa digunakan sebagai bahan bakar
campuran bensin. Keuntungan
dari pencampuran etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka
oktan campuran etanol-bensin. Angka oktan adalah perbandingan komposisi
iso-oktana terhadap heptana dalam bahan bakar. Angka oktan merupakan
salah satu penanda unjuk kerja bensin sebagai bahan bakar. Semakin tinggi angka oktan, semakin mudah bahan bakar mengalami auto-ignisi
(terbakar dengan sendirinya) sehingga daya bangkit bahan bakar terhadap
mesinnya semakin besar. Etanol sendiri memiliki angka oktan rata-rata
104. Jika dicampur dengan bensin, angka oktannya mampu mencapai 118.
Bandingkan dengan bensin premium yang angka oktannya hanya 87 atau Pertamax yang berangka oktan 98.
Melimpahnya
sumber bahan baku alami bioetanol di Indonesia menunjukkan bahwa
Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan industri bioetanol. Dan
mulai mengurangi konsumsi bahan bakar berbasis minyak bumi. Gula tebu dan jagung ini salah satunya yang kemudian digunakan sebagai bahan baku fermentasi alkohol untuk menghasilkan bioetanol (anneahira, ).
3.3 Proses Fermentasi Etanol dari pati limbah Batang Pisang untuk Campuran Bahan Bakar
Bonggol
pisang memiliki komposisi yang terdiri dari 76% pati, 20% air. Potensi
kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai
bioetanol dengan metode hidrolisis asam dan enzimatis menjadi
bioetanol. Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar
cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah
etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan
dengan proses destilasi.
Proses
Fermentasi merupakan salah satu rangkaian proses pada pembuatan
Bioethanol. Proses pembuatan bioethanol yaitu meliputi ekstraksi pati
dari bonggol pisang, hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi glukosa
menjadi Bioethanol, destilasi dan dehidrasi. Dari rangkaian proses
tersebut akan dihasilkan Bioethanol berkadar kemurnian 99,5 % yang dapat
dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar yang ramah lingkungan.
Langkah – langkah yang digunakan untuk mengubah bonggol pisang menjadi bioetanol adalah sebagai berikut:
1. Bonggol pisang dikupas, diparut, lalu dihidrolisis (pengubahan pati menjadi glukosa) dengan ragi tape. Proses peragian atau fermentasi gula menjadi bioetanol dilakukan dengan menambahkan yeast atau ragi. Pada tahun 1815, Gay-Lussac memformulasikan konversi glukosa menjadi etanol dan karbondioksida. Formulanya sebagai berikut :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Pati yang telah dipecah menjadi glukosa difermentasi secara anaerob dengan yeast untuk menghasilkan etanol.Pada proses tersebut, mikroorganisme yang dilibatkan adalah Saccharomyces cerevisiae (Naila,2010).
2. Kemudian
ditambahkan Yeast (komponen utama dalam peragian) untuk fermentasi
alkohol. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2. Bahan kemudian dialirkan ke dalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27-32 0C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya (Naila,2010).
3. Setelah itu disaring.
4. Hasilnya kemudian didestilasi (proses pemisahan air). Proses
distilasi pada pembuatan etanol sebagai bahan bakar alternatif
bertujuan untuk meisahkan etanol dengan air pada etanol hasil
fermentasi. Pada distilasi ini, pemisahan alkohol dengan air dilakukan
dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua zat tersebut. Dengan
proses distilasi atau pemisahan ini, maka akan didapatkan etanol dengan
kemnurnian yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan
bakar alternatif.
5. Jadilah bioetanol dengan grade sebesar 83%. Akan
tetapi, masih ada halangan dalam mendapatkan etanol dengan kemurnian
yang lebih tinggi 99,5 % (fuel based ethanol) yaitu adanya ikatan
hidrogen pada struktrur senyawa kimia ethanol yang sangat sulit untuk
dilepaskan. Uleh karena itu untuk mendapatkan etanol dengan kadar
kemurnian paling tinggi (fuel grade ethanol) haruslah dilakukan
distilasi azeotrop, yaitu proses pemisahan senyawa pada suatu campuran
dimana fasa uap yang dihasilkan pada proses pemanasan distilasi sama
dengan fasa cair pada campuran, sehingga kedua zat sangat sulit
dipisahkan dengan menggunakan distilasi biasa.
6. Besarnya
grade bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk
kendaraan harus betul – betul kering dan anhydrous supaya tidak
menyebabkan korosi, sehingga bioetanol harus mempunyai grade sebesar
99,5% - 100%. Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya lebih ramah lingkungan, karena bahan
bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebih tinggi dari premium nilai
oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94.
7. Agar
mendapati grade sebesar 99,5% maka ditambahkan kapur sebagai zat
pengikat air kemudian didestilasi (proses pemisahan molekul air)
(majalahenergi.com, 2010) .
4. Manfaat Bioetanol
Bioetanol
memiliki banyak manfaat karena dicampurkan dengan bensin pada komposisi
berapapun memberikan dampak yang positif dalam mengurangi emisi yang
dihasilkan oleh bahan bakar minyak (bensin). Pencampuran bioetanol
absolut sebanyak 10 % dengan bensin 90 % sering disebut gasohol E-10
yang memiliki angka oktan 92 dibanding dengan premium hanya 87-88.
Bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah
lingkungan dibandingkan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary
Buthyl Ether (MTBE). Keuntungan dari pencampuran etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka oktan campuran etanol-bensin.
5. Kesimpulan
1. Kandungan
pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol
dengan metode hidrolisis asam dan enzimatis menjadi bioetanol.
2. Proses
pembuatan bioethanol yaitu meliputi ekstraksi pati dari bonggol pisang,
hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi glukosa menjadi Bioethanol,
destilasi dan dehidrasi.
3. Proses
ini akan menghasilkan Bioethanol berkadar kemurnian 99,5 % yang dapat
dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar yang ramah lingkungan.
4. Keuntungan dari pencampuran etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka oktan campuran etanol-bensin.
5. Manfaat campuran Bioethanol dengan bensin adalah dapat mengurangi emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak.
Daftar Referensi :
Naila, 2010, Fermentasi Bioethanol, [online], (http://dunianaila.blogspot.com/2010/04/proses-fermentasi-glukosa-menjadi-bioethanol, diakses tanggal 07 maret 2011)
Rezky, 2009, Proses Pembuatan bioethanol sebagai sumber energi alternatif, [online], (http://padang-today.com/?mod=artikel&today=detil&id=230, diakses tanggal 07 maret 2011)
Anonim, 2010, bioethanol dari bonggol pisang, [online], (http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/bioenergy/bioetanol-dari-pisang’, diakses tanggal 07 maret 2011)
Wikipedia, 2009, Bahan Bakar Ethanol, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_etanol, diakses tanggal 06 maret 2011)
Anne, , Bahan Bakar Etanol, Sumber Energi Masa Depan, [online], (http://www.anneahira.com/bahan-bakar-etanol.htm, diakses tanggal 06 maret 2011)
Anonim, 2010, Pati dari limbah batang pisang, [online], (http://id.shvoong.com/lifestyle/food-and-drink/2053512-pati-dari-limbah-batang-pisang/, diakses tanggal 07 maret 2011)
Wikipedia, 2009, Pisang, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang, diakses tanggal 07 maret 2011)
Rina, 2009, Pemanfaatan Limbah darii tanaman Pisang, [online], (http://onlinebuku.com/2009/01/29/pemanfaatan-limbah-dari-tanaman-pisang/, diakses tanggal 07 maret 2011)
Anonim, 2007, Energi Biomassa, [online], ( diakses tanggal 05 maret 2011)
0 comments:
Post a Comment